B. Atom Berelektron
banyak
Teori
Atom Bohr menjelaskan spectrum cahaya
yang dipancarkan oleh atom hydrogen dari tingkat energi elektronnya. Untuk Z=1 berlaku:

Untuk Z>1 berlaku:

Dapat
disimpulkan bahwa electron pada lintasan yang berbeda memiliki energy yang
berbeda pula. Untuk membedakan keadaan electron dalam suatu atom, digunakan
bilangan kuantum.
1. Bilangan Kuantum
Kuantum
digunakan untuk menyatakan keadaan energy electron. Ada 4 macam bilangan
kuantum, antara lain:
a.
Bilangan
kuantum utama (n)
Menyatakan
nama kulit atom. Energy terendah dimulai dari kulit K, energi yang lebih tnggi
dengan kulit L,M,N dst. Setiap kulit
hanya dapat diisi oleh sejumlah electron tertentu.
Persamaan banyaknya electron maksimal yang dapat
mengisi setiap kulit :


Menurut teori Bohr ,
besarnya momentum sudut electron sama
dengan tetapan Planck dikalikan bilangan bulat, secara matematis dituliskan :

Dengan :
r
= jari-jari orbit electron (m)
h
= tetapan planck (6,63 x
Js)

v
= kecepatan orbit electron
m
= massa electron (kg)
n
= bilangan bulat. nilai n sesuai dengan nama kulit.
b.
Bilangan
kuantum azimuth (l)
Menyatakan
nama subkulit yang dikenal sebagai berikut :
·
Orbital s (sharp)
·
Orbital p ( principle)
·
Orbital d (diffuse)
·
Orbital f ( fundamental)
Orbital yang lebih tinggi lagi dinyatakan
dengan orbital g,h,I, dst.
Bilangan
kuantum azimut menggambarakan bentuk orbital electron. Nilai l bergantung pada
nilai bilangan kuantum utama n.
L = 0,1,2, ……, n-1
Setiap orbital l memiliki nama dan bentuk tertentu.
Gambar orbital untuk tiap-tiap subkulit :
·
Orbital
s, berbentuk bola

·
Orbital
p, berbentuk seperti balon yang berpilin 2

·
Orbital
d, berbentuk seperti balon yang terpilin 4

Jika diketahui bilangan
kuantum l, momentum sudut electron dapat dicari dengan menggunakan persamaan :

c.
Bilangan
kuantum magnetik (m)
Menyatakan banyaknya orbital yang terdapat disetiap subkulit dan
juga menunjukan arah vector momentum sudut.
Nilai bilangan kuantum magnetik bergantung pada nilai bilangan kuantum
orbital (l), yaitu :

Arah
momentum sudut electron ditentukan dengan memperhitungan komponen
vektor momentum sudut tersebut terhadap sumbu
z, yakni
. Nilai
ditentukan oleh nilai bilangan kuantum
magnetik
.






d.
Bilangan
kuantum spin (s)
Menyatakan
arah putaran electron pada sumbunya. Perputaran (spin) elektron dapat
menimbulkan momen magnetik. Ada 2 kemungkinan perputaran, yang keduanya saling
berlawanan arah. Salah satu diberi tanda +½ dengan notasi penulisan anak panah
ke atas, sedangkan arah lain diberi tanda -½ dengan notasi penulisan anak panah
kebawah.
Benda
yang berputar memiliki momentum sudut. Vektor momentum sudut yang berkaitan
dengan bilangan kuantum s ini adalah S dengan panjang :

Arah
momentum sudut ditentukan oleh komponen vektor pada sumbu z, yaitu sumbu tegak
pada sistem koordinat 3 dimensi.



Pada
tahun 1925, S.A. goudsmit dan G. uhlenbeck (ahli fisika asal Belanda),
mengusulkan bahwa electron memiliki momentum sudut intrinsic yang bebas dari
momentum sudut orbitalnya dan yang berkaitan dengan momen magnetik.
e.
Efek
Zeeman
Energi
dalam keadaan atomic akan berubah jika atom itu berada dalam medan magnetik dan
energinya dapat sedikit lebih besar atau lebih kecil daripada keadaan tanpa
medan magnetik. Ini menyebabkan ‘terpecahnya’ garis spektrum individual menjadi
garis-garis terpisah jika atom dipancarkan kedalam medan magnetik dengan jarak
antara garis bergantung dari besar medan tsb.
Efek Zeeman diambil dari nama
seorang fisikawan Belanda, Zeeman, yang mengamati efek itu pada 1896. Efek
Zeeman merupakan bukti yang jelas dari kuantitasi ruang.
2.
Sifat
Atom dan Sitem Periodik
a. Sifat Atom
Pada sebagian unsur,
kulit-kulit atom ada yang terisi elektron dengan penuh dan ada yang tidak penuh
(pada kulit yang paling luar). Konfigurasi yang mantap terdapat pada subkulit
yang terisi penuh. Jika subkulit telah terisi penuh, sisa electron akan mengisi
subkulit selanjutnya. Jika hanya ada satu electron yang mengisi subkulit
terluar, electron ini cenderung mudah lepas supaya atom menjadi stabil dengan
cara berikatan dengan aton lain.
Sebaliknya, pada atom
dengan subkulit terluar kekurangan satu electron, maka untuk menjadi netral
atom ini cenderung mudah menerima 1 elektron dari luar. Electron berada disatu orbital, mengelilingi
inti dengan suatu rapat probabilitas tertentu. Penyebaran electron didalam
suatu atom dipengaruhi oleh atom-atom lain yang berdekatan.
b. Sistem Periodik
Sistem periodic unsur disusun berdasarkan kenaikan nomor atomnya
atau berdasarkan urutan jumlah electron. Sifat-sifat dalam system periodic
dapat diketahui melalui konfigurasi elktronnya sehingga diketahui jumlah
elektron sekitarnya.
Konfigurasi
electron gas mulia :

·
Aturan
Aufbau
Penempatan electron
dimulai dari subkulit yang memiliki tingkat energi paling rendah sampai penuh.
Urutan tingkat energi sesuai dengan urutan arah panah 1s, 2s, 2p, 3s, 3p, 4s, 3d, 4p, 5s, 4d, 5p,
6s.
·
Kaidah
Hund
Penempatan electron
pada orbital-orbital p, d, f yang memiliki tingkat energi yang sama (pada
subkulit yang sama), setiap subkulit diisi dengan satu electron terlebih dahulu
dengan arah spin yang sama, kemudian diisi dengan electron berikutnya dengan
arah yang berlawanan.
·
Azas
Larangan Pauli
Pada
1925 Wolfgang Pauli mengemukakan aturan yaitu, “elekton-elektron
cenderung akan menempati energy terendah yang masih mungkin dalaqm satu
orbital”. Asas larangan pauli :
“dalam sebuah atom tidak boleh ada dua electron yang menempati
keadaan yang sama, artinya electron tidak boleh mempunyai keempat bilangan
kuantum yang sama (m, l,
, dan
).


c. Energi Ionisasi dan Elektron Valensi
·
Energi
Ionisasi
Jika dalam suatu atom
terdapat satu electron diluar subkulit
yang stabil, electron ini cenderung mudah lepas supaya memiliki konfigurasi
seperti gas mulia. Energy untuk melepaskan electron dari suatu atom disebut
energy ionisasi.
Dalam satu periode semakin banyak
electron dan proton, gaya tarik-menarik electron terluar dengan inti semakin
besar (jari-jari kecil). Akibatnya
electron sukar dilepas sehingga energy untuk melepas electron semakin besar. Hal
ini berarti energy ionisasinya besar.
Perulangan sifat pada system periodic :

Dari atas kebawah dalam satu golongan, jari-jari atom semakin
besar dan menyebabkan electron terluar relative mudah lepas. Berarti energy
ionisasi berkurang.
·
Afinitas
Elektron
Afinitas electron
merupakan energy yang terlibat saat
suatu atom menerima electron dari luar. Atom-atom yang memiliki gaya
tarik-menarik antar intinya kecil menunjukan bahwa afinitas elektronnya juga
kecil. Hal-hal yang mempengaruhi besar kecilnya afinitas electron :
ü
Jumlah muatan dalam inti
ü
Jarak antar inti
ü
Jumlah electron dalam atom
Besarnya afinitas elktron suatu atom tidak sama dengan energy
ionisasi karena kedua hal tersebut bukan proses kebalikan. Atom-atom yang
semaikn mudah menangkap electron akan memiliki harga afinitas electron yang
semakin besar.
·
Elektron
Valensi
Dalam system periodic, satu golongan
atom-atom tersebut memiliki electron valensi yang sama
tidak bisa melihat gambar
BalasHapus