Difraksi cahaya adalah peristiwa pelenturan cahaya yang akan
terjadi jika cahaya melalui celah yang sangat sempit. Kita dapat melihat gejala
ini dengan mudah pada cahaya yang melewati sela jari-jari yang kita rapatkan
kemudian kita arahkan pada sumber cahaya yang jauh, misalnya lampu neon. Selain
disebabkan oleh sebuah cekah sempit , peristiwa difraksi juga dapat disebabkan
oleh kisi. Kisi difraksi merupakan piranti untuk menghasilkan spektrum dengan
menggunakan difraksi dan interferensi, yang tersusun oleh celah sejajar dalam
jumlah sangat banyak dan memiliki jarak yang sama (biasanya dalam orde 1.000
per mm). Dengan menggunakan banyak celah, garis-garis terang dan gelap yang
dihasilkan pada layar menjadi lebih tajam. Jumlah celah dalam kisi dapat
mencapai ribuan pada daerah selebar 1 cm. Contohnya dengan melihat melalui kisi tenun kain yang
terkena sinar lampu yang cukup jauh.

1.
Difraksi celah tunggal
Pola
difraksi yang disebabkan oleh celah tunggal dapat dijelaskan oleh Christian Huygens (1629-1695). Menurut
Huygens, setiap bagian celah berfungsi sebagai sumber gelombang sehingga cahaya
dari suatu bagian celah dapat berinterferensi dengan cahaya dari bagian celah
lainnya. Setiap titik pada celah tunggal dapat dianggap sebagai sumber gelombang
sekunder. Selisih antara kedua berkas yang terpisah sejauh d adalah d
sin θ.
Bila cahaya monokhromatik (satu warna)
dijatuhkan pada celah sempit, maka cahaya akan di belokan /dilenturkan seperti gambar berikut
Bila cahaya
yang dijatuhkan polikhromatik (cahaya putih\banyak warna), selain akan
mengalami peristiwa difraksi, juga akan terjadi peristiwa interferensi, hasil
interferensi menghasilkan pola warna pelangi
Berkas
cahaya jatuh pada celah tunggal, seperti pada gambar , akan dibelokan dengan
sudut belok θ.
Pada layar akan terlihat pola gelap dan terang.Pola gelap dan terang akan
terjadi bila mengalami peristiwa interferensi
Interferensi minimum
yang menghasilkan garis gelap pada layar
akan terjadi, jika gelombang 1 dan 3 atau 2 dan 4 berbeda fase ½, atau beda lintasannya sebesar
setengah panjang gelombang.
Jika celah tersebut dibagi menjadi 2 bagian, diperoleh ∆s = d sin θ per dua
dan ∆s = ½ λ . Dengan demikian,
didapatkan d sin θ = λ, dengan n
= 0, 1, 2, 3, … dan d adalah lebar
celah.
Jika celah tersebut dibagi menjadi 4 bagian, pola
interferensi minimumnya akan menjadi ∆s
= d sin θ per empat dan ∆s = ½ λ , sehingga didapatkan d sin
θ = 2 λ
Jika celah dibagi menjadi 6 bagian, akan diperoleh ∆s = d sin θ per enam dan ∆s = ½ λ , sehingga didapatkan d sin θ = 3 λ
Dari persamaan interferensi minimum tersebut diperoleh
persamaan berikut :
d sin
θ = λ, 2 λ, 3 λ, ………..
dengan : d =
lebar celah
m = 1, 2, 3, ….
Untuk m = 0 atau θ = 0, terjadi maksimum utama atau pita
terang tengah, kemudian oleh pita gelap
Untuk mendapatkan pola difraksi
maksimum, maka setiap cahaya yang melewati celah harus sefase. Beda lintasan
dari interferensi minimum tadi harus dikurangi dengan ½ λ sehingga beda fase keduanya mejadi
360°. Dua gelombang dengan beda fase 1 atau beda sudut fase 360° disebut juga
sefase.
Persamaan interferensi maksimum dari
pola difraksinya akan menjadi
d sinq =(2m –1) ½ λ
dengan 2m –1 adalah bilangan ganjil, m = 1, 2, 3, …
persamaan pola difraksi maksimum
celah tunggal juga dapat dituliskan menjadi 
d sinq = ( 2m – ½ ) λ
2. Difraksi pada kisi
Pada mekanika kuantum, eksperimen celah
ganda yang dilakukan oleh Thomas
Young menunjukkan sifat
yang tidak terpisahkan dari cahaya sebagai gelombang dan partikel. Sebuah sumber cahaya koheren yang menyinari bidang
halangan dengan dua celah
akan membentuk pola interferensi gelombang berupa pita cahaya yang terang dan gelap pada bidang
pengamatan, walaupun demikian,
pada bidang
pengamatan, cahaya ditemukan terserap sebagai partikel diskrit yang disebut foton.
Pita cahaya yang terang pada bidang
pengamatan terjadi karena interferensi konstruktif, saat puncak gelombang (crest) berinterferensi dengan puncak gelombang yang lain, dan membentuk maksima. Pita cahaya yang gelap terjadi saat puncak gelombang berinterferensi dengan landasan gelombang (trough) dan menjadi minima.
Kisi difraksi terdiri atas banyak celah dengan lebar yang
sama. Lebar tiap celah pada kisi difraksi disebut konstanta kisi dan
dilambangkan dengan d. Jika dalam sebuah kisi sepanjang 1 cm terdapat N
celah konstanta kisinya adalah:
Skhema, saat berkas sinar jatuh pada kisi difraksi
Disebut kisi difraksi jika jumlah kisi
menjadi N buah, pada umumnya:
Ncelah = ~ribuan buah per cm/mm
Hasil difraksi dan Interferensi, akan terlihat pola gelap
dan terang pada layar
Rumus
Interferensi pada Celah banyak/kisi difraksi kebalikan dari rumus interferensi
pada celah tunggal
1. Kondisi
untuk Maksimum (garis terang) Primer dari Kisi
Terjadi
jika :
d sin
θ = m λ
dengan
: d adalah jarak antar celah atau tetapan kisi
θ
adalah sudut difraksi.
m
adalah orde dari difraksi
2. Kondisi
untuk Minimum
(garis gelap) Primer Kisi
Terjadi jika
Pengaruh Memperbesar
Jumlah Celah
Diagram menunjukkan pola interferensi yang dibungkus oleh
pita interferensi pusat untuk setiap kasus.
Jarak celah sama untuk 5 kasus tersebut.
Hal yang penting adalah:
·
Posisi
angular dari maksimum utama (primary maxima) untuk N yang berbeda adalah
sama.
·
Jumlah
maksimum sekunder antara dua maksimum primer meningkat dengan N dan sama
dengan N-2.
·
Intensitas maksimum sekunder melemah dibandingkan maksimum
primer.
·
Lebar
maksimum primer berkurang dengan naiknya N
3.
Daya Urai Alat Optik
Jika
kita memiliki dua benda titik yang terpisah pada jarak tertentu, bayangan kedua
benda bukanlah dua titik tetapi dua pola difraksi. Jika jarak pisah kedua
benda titik terlalu dekat maka pola difraksi kedua benda saling menindih.
Kriteria Rayleigh
yang ditemukan Lord Rayleigh menyatakan bahwa dua benda titik yang dapat
dibedakan oleh alat optik, jika pusat pola difraksi benda titik pertama
berimpit dengan pita gelap (minimum) ke satu pola difraksi benda
kedua.
Ukuran sudut pemisah agar dua benda titik masih dapat
dipisahkan secara tepat berdasarkan Kriteria Rayleigh disebut sudut
resolusi minimum (θm)

D=diameter bukaan alat optik
l =jarak celah ke layar
dm=jari-jari lingkaran terang
θ = sudut resolusi
Pola
difraksi dapat diperoleh dengan menggunakan sudut θ yang
menunjukkan ukuran sudut dari setiap cincin yang dihasilkan dengan persamaan:
dengan λ merupakan panjang gelombang
cahaya yang digunakan.
Untuk sudut-sudut kecil, maka
diperoleh θ≈sinθ ≈ tan θ = dm/l
dan sama dengan sudutnya θ sehingga dapat ditulis:
4. Difraksi sinar x
Salah satu cara yang dapat digunakan
untuk mengetahui susunan atom-atom dalam Kristal adalah difraksi sinar-x atau hamburan
sinar-x. Sinar-X merupakan radiasi elektromagnetik berenergi tinggi yang
dihasilkan akibat interaksi antara berkas elektron eksternal dengan elektron
pada kulit atom. Panjang gelombang sinar-x memiliki orde yang sama dengan jarak
antara atom.
Berkas sinar-X yang memiliki panjang gelombang
beberapa angstrom akan dihamburkan jika dikenakan pada sebuah kristal zat
padat. Pada arah tertentu, gelombang hamburan ini akan mengalami interferensi konstruktif (saling
menguatkan), sedangkan pada arah lain gelombang ini dapat mengalami insterferensi destruktif (saling
melemahkan). Keteraturan letak atom-atom dan struktur zat padat dapat diketahui
dengan cara menganalisis pola difraksi dan interferensi yang dihasilkan.
Pengamatan
struktur zat padat menggunakan difraksisinar-X ini kali pertama dilakukan pada
tahun 1913 oleh W.L. Bragg. Alat
yang digunakan untuk mengamatistruktur zat padat disebut spektrometer sinar-X.
![]() |
. Difraksi Sinar-x oleh Kristal
Sinar-X dapat terbentuk bilamana
suatu logam sasaran ditembaki dengan berkas elektron berenergi tinggi. Dalam
eksperimen digunakan sinar-X yang monokromatis. Kristal akan memberikan
hamburan yang kuat jika arah bidang kristal terhadap berkas sinar-X (sudut θ)
memenuhi persamaan Bragg, seperti ditunjukkan dalam persamaan berikut
(Callister, 2003).
2d
sin θ = nλ
dimana :
d = jarak antar bidang dalam kristal
θ = sudut deviasi
n = orde (0,1,2,3,.....)
λ = panjang gelombang
Jenis-jenis Difraksi
(Kind of Diffraction)
Difraksi
cahaya terdiri atas dua jenis yaitu :
1. Difraksi Fresnel
Difraksi Fresnel merupakan jenis difraksi dimana
sumber cahaya atau layar terletak pada jarak tertentu (dekat) dari celah
difraksi, dan secara umum difraksi yang dibahas merupakan jenis Difraksi
Fresnel.
Tinjauan
teoritis dari difraksi fresnel sangat kompleks. Berikut gambar dari difraksi
fresnel
2. Difraksi Fraunhofer
Difraksi
Fraunhofer merupakan jenis difraksi dimana sumber, kisi, dan layar jauh
jaraknya, sehingga semua garis dari sumber ke kisi dapat dianggap sejajar.
Berikut adalah suatu eksperimen untuk
memperoleh pola difraksi fraunhofer dari suatu celah tunggal ;
Pada Difraksi Fraunhofer digunakan lensa cembung yang
berfungsi untuk memfokuskan cahaya yang datang dari sumber yang jaraknya sangat
jauh. Berkas cahaya tersebut terlebih dahulu difokuskan dengan menggunakan
sebuah lensa cembung yang telah diatur agar focus lensa tepat berada pada celah
pertama. Dengan demikian, berkas cahaya yan terfokus ini dapat menjadi sumber
cahaya baru yang akan didifraksikan.
Sebelum melewati celah difraksi, berkas cahaya terlebih
dahulu melewati lensa cembung agar cahaya yang tadinya telah terfokus pada
titik fukus lensa pertama dapat sejajar kembali dan kemudian berkas sejajar
inilah yang akan mengalami difraksi.
Perlu diperhatikan bahwa jarak antara lensa cembung kedua
dan kisi difraksi haruslah sangat kecil agar berkas cahaya tidak sempat
difokuskan oleh lensa cembung kedua pada titik fokusnya.
Difraksi dapat digunakan untuk membuktikan bahwa cahaya
putih merupakan cahaya polikromatik yang terdiri dari berbagai spectrum warna.
Dan spectrum warna cahaya bila dipadukan akan menghasilkan warna putih kembali
dapat dibuktikan dengan difraksi fraunhofer.








Tidak ada komentar:
Posting Komentar