Pikirkanlah pilihan sulit
yang akan Anda hadapi di masa depan. Mungkin antara pilihan karir atau tempat tinggal atau bahkan antara dua
orang untuk dinikahi atau
itu pilihan tentang memiliki anak, mengajak orang tua yang
sakit untuk tinggal dengan Anda, membesarkan anak dengan agama yang
dimiliki pasangan tapi tidak dengan Anda. Atau bahkan untuk mendonasikan tabungan hidup Anda untuk amal.
Hal yang
membuat pilihan menjadi sulit adalah bagaimana keterkaitan pilihan-pilihannya. Dalam pilihan
yang mudah, satu alternatif lebih baik dari lainnya. Dalam pilihan yang
sulit, pilihan satu lebih bagus dalam suatu hal pilihan lain, dan tidak ada
yang
lebih bagus dari lainnya secara keseluruhan. Anda bingung memutuskan antara mempertahankan pekerjaan Anda sekarang
di kota. atau pindah untuk pekerjaan yang lebih menantang di desa karena tinggal adalah lebih bagus dalam beberapa hal, pindah lebih bagus dalam hal lainnya, dan tidak ada
yang lebih bagus secara keseluruhan. Kita
tidak seharusnya berpikir bahwa semua pilihan sulit itu besar. Misal
ketika Anda akan makan siang, Anda bisa makan opor
ayam berlemak tinggi atau sayur katuk. Anggaplah hal penting dari pilihan itu adalah kenikmatan dan kesehatan. Sayur katuk lebih baik untuk Anda, opor ayam terasa jauh lebih enak, tapi tidak ada
yang lebih baik dari lainnya secara keseluruhan, sebuah pilihan yang
sulit. Dari pilihan sekecil itu juga bisa menjadi sulit bisa membuat pilihan besar terlihat lebih mudah. Lagipula,
kita berhasil memutuskan apa makan siang yang
dimakan, jadi mungkin kita bisa memutuskan antara menetap di
kota atau pindah untuk pekerjaan baru di desa.
Kita
juga tidak boleh berpikir bahwa pilihan sulit itu susah karena kita bodoh. Adalah sebuah kesalahan apabila berpikir dalam pilihan
yang sulit, alternatif yang
satu sungguh lebih baik dibanding lainnya, tapi kita terlalu bodoh untuk tahu yang
mana, dan karena tidak tahu, kita lebih baik mengambil pilihan yang paling
sedikit resikonya. Bahkan membandingkan dua pilihan berdampingan dengan informasi lengkap,
pilihan bisa tetap menjadi sulit. Pilihan yang sulit bukan karena kebodohan kita, mereka sulit karena tidak ada pilihan terbaik.
Sekarang jika tidak ada pilihan
yang terbaik, maka pasti pilihannya sama-sama baik. Ada alasan lain
dalam berpikir bahwa pilihan sulit bukanlah pilihan antara pilihan yang
sama baiknya. Kita tanpa disadari berasumsi bahwa nilai-nilai seperti keadilan,
keindahan, kebaikan,sama seperti kuantitas ilmiah, seperti panjang,
massa dan berat. Ambil pertanyaan perbandingan yang tidak melibatkan nilai, hanya ada tiga kemungkinan. Berat salah satu lebih berat,
lebih ringan atau sama dengan berat yang lainnya.
Ketika kita memilih di
antara pilihan-pilihan yang sederajat, kita bisa melakukan sesuatu yang
luar biasa. Kita bisa menempatkan diri sejati kita di belakang sebuah pilihan. Di
sinilah saya berdiri. Inilah saya. Saya suka desa. Saya suka opor
ayam. Respon ini dalam pilihan sulit adalah respon rasional, tapi tidak ditentukan oleh alasan-alasan
yang diberikan pada kita. Melainkan didukung oleh alasan-alasan yang
diciptakan oleh kita. Ketika kita menciptakan alasan untuk diri kita sendiri untuk menjadi
orang seperti ini dan bukan seperti itu, kita sepenuh hati menjadi diri kita yang
sebenarnya.
Sekarang, orang yang
tidak menggunakan kekuatan normatifnya dalam pilihan sulit adalah orang yang
mudah terbawa arus. Jadi pelajaran dalam pilihan-pilihan sulit: bercerminlah pada hal
yang
dapat Anda upayakan, bisa menjadi siapakah Anda, dan melalui pilihan sulit, menjadi sosok itu.
Pilihan sulit adalah kesempatan berharga bagi kita untuk merayakan kondisi manusia
yang istimewa, bahwa alasan-alasan yang menentukan keputusan kita baik benar atau salah terkadang habis,dan
di sinilah,
dalam pilihan-pilihan sulit, kita mendapat kekuatan untuk menciptakan alasan untuk diri kita untuk menjadi sosok
yang berbeda. Dan
itulah mengapa pilihan sulit bukanlah kutukan melainkan suatu anugerah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar