PERISTIWA RENGASDENGKLOK
16 AGUSTUS 1945
Ketika Syahrir bingung
memikirkan bagaimana cara memerdekakan Indonesia, tiba-tiba. Suara radio
mengumumkan jepang menyerah.
Syahrir : (
KAGET ) , “Apakah berita yang barusan ku dengar, itu benar ? Menyerah kepada sekutu. Aku harus cepat-cepat
memberitahu kepada Soekarno dan Hatta.”
Pada
tanggal 14 Agustus 1945, para pemuda mengadakan rapat di Jakarta yang dihadiri
oleh Chairul saleh, sultan syahrir, sukarni, singgih, suhud dan tokoh lainnya.
Sutan Syahrir : “Assalamualaikum”.
Semuanya yg hadir : “Waalaikum Salam”.
Sutan
sahrir : “Saudara-saudara ku saya
mendengar berita yang menggembirakan yaitu menyerahnya Jepang terhadap sekutu,
saya mendengar berita tersebut dari radio Luar Negeri, itu berarti terjadi
klekosongan kekuasaan di Indonesia”. ( sutan syahrir menjelaskan dengan penuh
semangat)
Sukarni : “itu merupakan
kabar yang sangat menggembirakan bagi kita semua, tapi yang saya bingungkan
maksud tuan tadi berbicara, terjadi kekosongan kekuasaan itu apa ?”.
(Sukarni
dengan penuh keheranan menanyakan hal
tersebut pada sultan syahrir)
Sutan Syahrir : “maksud saya, Jepang tidak lagi berkuasa terhadap
negeri kita karena menyerah kepada
sekutu, sedang sekutu belum sepenuhnya menguasai Indonesia”.
Chairul Saleh : “oh ya saya mengerti, lalu sekarang apa yang harus
kita lakukan untuk mengisi kekosongan
kekuasaan ini ?” (dengan nada bicara penuh kecemasan)
Sutan syahriri : “Bagaimana kalau kita berbicara kepada soekarno
dan Moh. Hatta agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia secepatnya”.
Chairul Saleh : “Saya setuju usul anda tuan, karena waktu inilah
yang tepat bagi kita semua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia”.
Mendengar
yang dibicarakan Chairul saleh para pemuda ricuh,
mereka begitu gembiranya mendengar Indonesia akan memproklamasikan
kemerdekaannya Sepertinya mereka tidak sabar untuk membicarakan keinginan
rakyat ini bersama Soekarno dan Moch Hatta, Chairul Saleh yang melihat sikap
para pemuda tersebut kemudian mencoba untuk
menenangkan mereka.
Chairul Saleh : “tenang-tenang! kalau kalian
sudah setuju, besok kita akan mendatangi rumah Soekarno dan kita
bicarakan maksud keinginan kita semua , bagaimana
kalau rapat ini kita cukupkan, lebih baik kita
pulang kerumah masing-masing”.
Rapatpun akhirnya selesai, para pemuda kembali
pulang dan kembali kerumah masing-masing
Keesokan harinya pada tanggal 15 Agustus 1945 para pemuda mendatangi rumah soekarno dengan maksud
memberitahukan Soekarno tentang keinginan para pemuda itu.
Sutan Syahrir : “tok tok tok , asalamualaikum ?”.
Soekarno
dan fatmawati : “Waalaikumsalam”.
Soekarno
datang bersama fatmawati kemudian para pemuda berjabat tangan dengan Soekarno.
Dan menceritakan maksud kedatangan mereka. Fatmawatipun pergi meninggalkan
Soekarno dan para pemuda.
Fatmawati :
“Ya sudah, saya permisi kebelakang untuk membuatkan minum”
Soekarno : “ada apa anda dating kemari?”
Chairul
saleh : “Kami ingin membicarakan tentang keinginan kami untuk secepatnya Indonesia memperoklamsikan kemerdekaannya”
Soekarno : “Maksud kalian apa saya tidak mengerti?
Chairul
saleh : “Maksud kami adalah menginginkan agar secepatnya Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya”.
Soekarno : “Lalu kenapa kalian
ingin memproklamasikan kemerdekaan Indonesia
Sultan syahrir : “Karena inilah kesempatan
yang baik bagi kita semua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia,
karena Jepang sudah menyerah pada sekutu”.
Soekarno : “Apa kalian tidak memikirkan
bahaya apa saja apabila bila kita tetap nekad memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia. Apa lagi kekuatan militer Jepang yang masih berada di Indonesia
mampu menggagalkan rencana untuk memperoklamasikan Indonesia”.
Sutan sahir : “Yang jelas kami menginginkan
kemerdekaan Indonesia secepatnya!”.
Soekarno : “Apa ini tidak terlalu
tergesa-gesa ! sedangkan kebenaran berita menyerahkan Jepang kepada sekutu
masih di ragukan, lebih baik kita cek dahulu dari sumber yang resmi”.
Sutan sahir : “Jadi usulan kami belum
dapat di setujui? tapi saya yakin berita tersebut benar adanya”.
Soekarno : “Nanti saja kita bicarakan
lagi lebih lanjut dengan anggota PPKI lainnya karena saya tidak bisa mengambil keputusan sendiri”.
Sutan sahir : “Ya sudah kalau memang
keputusan Bung Karno seperti itu apa boleh buat”.
Chairul saleh : “Mungkin pembicaraan ini
kita cukupkan sekian saja karena sudah terlalu malam. Sebelumnya kami meminta
maaf mungkin kedatangan kami menganggu waktu istirahat Anda ”,
Soekarno : “Tidak apa-apa, silahkan!”
(Merekapun berjabat tangan dan berpamitan
pulang)
Malam harinya para pemuda mengadakan rapat
lagi tepatnya jam 20.00 WIB untuk membahas mengenai sikap Soekarno yang kurang
mendukung keinginan para pemuda.
Chairul saleh : “Bagaimana kalau apa
yang kita bicarakan ini kita rundingkan kembali dengan Soekarno dan Moch Hatta”.
Semua yang hadir : ”Setuju”.
Akhirnya mereka berangkat ke rumah Soekarno,
tak lama kemudian mereka sampai di rumah Soekarno
Chairul saleh : “Maaf Bung, lagi-lagi kami
menganggu waktu anda”.
Soekarno : ”Ah tak apa-apa, lalu apa
yang ingin kalian bicarakan”.
Chairul saleh : “Begini, Bung sendiri
sudah tahukan bahwa kami menginginkan Indonesia segera memproklamasikan
kemerdekaannya”.
Soekarno : “Yah saya tahu, kalian begitu
menginginkan Indonesia segera memperoklamasikan kemerdekaan, sama saya juga
menginginkan”
Latif Hendraningrat :Lalu kenapa Bung
tidak menyetujui?”.
Soekarno : “Saya tidak bisa seenaknya
menyetujui usul anda, tanpa mengadakan rapat dahulu dengan anggota PPKI”.
Sultan syahir : ”Saya berharap Bung
tidak akan mengadakan rapat dengan anggota PPKI, karena yang saya takutkan
nanti Jepang malah mengetahui rencana ini Bung, kita tahukan PPKI memang di
bentuk oleh Jepang”.
Soekarno : “Yah saya tahu itu bahwa
memang PPKI itu dibentuk oleh Jepang, tapi itu merupakan satu-satunya jembatan
bagi kita unruk memperoklamasikan kemerdekaan Indonesia”
Chairul saleh : “Tetapi kami tidak ingin
Jepang ikut campur tangan dalam rencana ini Bung!”
Soekarno : “Tetapi saya tidak
menyetujuinya, lebih baik kita bicarakan masalah ini dengan anggota PPKI, agar
nantinya saat memperoklamasikan kemerdekaan Indonesia kita tidak mengalami
banyak masalah”.
Sutan sahir : ”Tapi......”
Soekarno : (Memotong pembicaraan sultan
syahir) “Tidak ada tapi-tapi tidak akan ada yang mengikuti keinginan kalian
(dengan nada bicara yang tinggi. Sambil emosi yang meluap luap)
Semakin alot perundingan, para pemuda dan
Soekarno dan keadaan semakin panas. Tiba-tiba Moh Hataa datang
Hatta : “Asalamualaikum”!
Soekarno : “Waalaikum salam!”
Hatta : “ada apa ini para pemuda dan
tokoh datang berkumpul di sini, Bung ?”
Soekarno : “Ah tidak ada apa-apa saya
senang sekjali Bung datang kemari. Kami sedang membicarakan keinginan para
pemuda ini”
Hatta :”Memang apa keinginan para
pemuda itu? yang saya dengar kalau tidak salah mereka ingin memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia?”
Soekarno : “Yah benar sekali itu yang
mereka inginkan, tepi yang saya tidak setujui karena saya tidak bisa mengambil
keputusan ini sendiri
Hatta : “Bagaimana kalau kita rundingkan dulu masalah ini tanpa para
pemuda, kita renungkan bersama para tokoh tua
Soekarno : “Baiklah saya setuju!”
Hatta : ”Tapi bagaimana dengan para
pemuda ini?”
Soekarno
: “Biarkan para pemuda itu duduk di serambi belakang”
(Pemuda keluar dari rumah Soekarno dan
menunggu tokoh tua yang berunding. Mereka menunggu di serambi belakang)
(Bung Karno dan Bung Hatta serta para tokoh
nasionalis tua berunding
Hatta : “Lalu apa yang sekarang kita lakukan sedangkan para pemuda terus
mendesak agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia”.
Soekarno : “tapi kita tidak tahu
kebenaran berita tersebut, lagi pula kalau memang Berita tersebut benar tentu
saja seharusnya kitalah dahulu yang mengetahuinya.
Hatta : ”Jadi maksud bung kita tidak
akan mengikuti keinginan para pemuda?”
Soekarno : “benar, karena yang saya
takutkan natinya malah terjadi pertumpahan darah, mengingat kekuatan militer masih siap siaga dan
kuat disini.
Hatta :” Ya sudah bagaimana kalau keputusan anda dan bung
Hatta untuk tidak menyetujui keinginan para pemuda ini kita sampaikan kepada
para pemuda”
Hatta : ”Ya sudah ayo kita hampiri mereka!”
(kemudian para tokoh nasionalis tua itu
beranjak keluar dan menemui para pemuda yang sejak tadi menunggu di serambi
belakang.
Suhud : “bagaiman keputusan anda Bung.?”
Soekarno :”Saya tetap pada
pendirian saya, bahwa kami (sambil menunjuk Bung Hatta) tetap tidak ingin
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia sekarang ini, jika memang kalian tetap
pada pendirian kalian maka saya persilahkan anda untuk mencari tokoh yang lain.
Sutan Syahrir : ”Baiklah kalau pendirian
anda seperti itu kami tidak bisa melakukan apa-apa , tapi yang jelas kami akan
berusaha memproklamasikan kemedekaan Indonesia secepatnya”.
Akhirnya para pemuda pun pergi dari rumah
Soekarno dengan kekecewaan yang mendalam.
Pukul 24.00menjelang tanggal 16 Agustus 1945
para pemuda mengadakan rapat di Cikini.
Chaerul Saleh : ”sekarang apa yang harus
kita lakukan? Soekarno dan Moh. Hatta tetap bersikeras tidak menyetujuinya usul
kita. apalagi mereka berdua tetap tidak percaya dengan berita itu.
Sutan syahrir :”Begini saja saya
mengusulkan agar Bung Karno dan Moh. Hatta kita asingkan saja keluar Jakarta
untuk menjauhkan mereka dari pengaruh Jepang, apa kalian setuju usul saya?”
Sukarni, Yusup Kamto, Muwardi berkata :“
Setuju “
Sultan syahrir : “tapi yang saya
bingungkan kita akan membawa kedua tokoh Nasionalis itu kemana?”
Sukarni : “Kita
serahkan saja tugas ini kepada Singgih dan latif Hendra ningrat karena mereka
berdua adalah anggota peta”
Latif : ”baiklah akan saya pikirkan
dahulu”
(sekitar 15 menit mereka berpikir)
Latif : “Bagaimana kalau kita bawa mereka dua
ke rengas dengklok dekat Karawang, karena disana dekat dengan tempat salah satu
pemusatan tentara peta yang keamanannya terjamin”
singgih : “benar, apa kalian
menyetujuinya?”
suhud :”Bagus, kami setuju dengan
rencana tersebut”
latif hendra ningrat dan Singgih pun kemudian
pergi ke rumah Soekarno. Tidak lama kemudian mereka sampai di rumah Soekarno.
Malam harinya Darwis dan
Wikana datang kekediaman Sukarno.
Darwis :
“Bung Bung”. ( sambil menepak bahunya, kemudian Bung Karno pun bangun
dari tidunya )”.
Bung Karno : “Ada masalah apa kalian datang menemuiku
malam-malam”.
Wikana : “Maaf, kami
mengganggu malam-malam tapi, ini sangat penting anda harus ikut kami sekarang”.
Bung Karno : “Kemana?”
Darwis : “Jangan banyk bertanya ikut saja dengan kami
sekarang”.
Kemudian Bung Karno dan keluarganya
pun pergi bersama dengan Wikana dan Darwis ketempat yang telah mereka
rencanakan.
Akhirnya mereka meninggalkan rumah Soekarno
dan langsung menuju Renggas dengklok di Karawang disana para pemuda sudah
berkumpul menunggu kedatangan Soekarno dan Moh Hatta. Setelah lama di
perjalanan, akhirnya mereka sampai di sebuah rumah. Di sana Soekarno dan Hatta
terus di desak oleh pemuda. Namun ternyata sungguh besar wibawa mereka berdua
hingga para pemuda menjadi naik pitam.
Latif : “Bung Karno, tunggu apa lagi
waktu inilah yang tepat bagi kita semua memperoklamasikan kemerdekaan Indonesia”.
Singgih : “Iya, sebaiknya Bung setuju usul kami ini Soekarno dan Muhammad
Hatta Terdiam ketika para pemuda terus mendesak Soekarno dan Moh Hatta
agar menyetujui keinginan para pemuda. Namun Soekarno tetap saja bersikeras
dengan pendirinnya
Soekarno : ”Maaf tapi saya tidak bisa”
achmad Soebardjo yang mengetahui keberadaan
Soekarno dan Muhamad Hatta berusaha meyakinkan para pemuda agar kedua tokoh
nasional itu di bawa kembali ke Jakarta.
Ahmad Soebarjo : “Sudahlah Chairul Soleh
sebaliknya kalian jangan menahan Soekarno dan Moh Hatta”.
Chairul Saleh : “Memang kenapa, apa
alasannya?”
Ahmad soebarjo : “Rasanya tidak arif
apabila kita menahan kedua tokoh nasionalis itu, Saya yakin kalau kita bicara
baik-baik pasti keinginan kalian akan di penuhi saya akan membantu kalian untuk
meyakinkan Soekarno dan moh Hatta”.
Chairul saleh: “Apakah yang Bung bicarakan
ini dapat di pegang, yang kami inginkan adalah kemerdekaan Indonesia besok
harus di laksanakan’.
Ahmad soebarjo : “Percayalah, saya akan
meyakinkan tokoh nasionalis itu agar menyetujui usul kalian itu!”
Chairul saleh : “Ya sudah sebaiknya kita
sekarang berangkat ke Kerawang untuk menjemput Soekarno dan Moh hatta”
Kemudian mereka berangkat ke Renggas dengklok
tepatnya sampai di Renggas dengkok dan bertemu dengan Soekarno dan Moch Hatta.
Akhirnya mereka setuju untuk memproklamasikan kemerdekaan indonesia pada
tanggal 17 agustus 1945. Setelah sampai mereka langsung berangkat legi menuju
Hotel Den Hendels tepatnya di Jakarta dan mereka bersiap untuk mempersiapkan
proklamasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar