1.
Partikel Penyusun Inti
Pada 1932, James Chadwick (1891-1974) melakukan eksperimen penembakan
berillium dan boron oleh partikel alfa. Ia mendapatkan adanya radiasi yang
berdaya tembus tinggi dan dapat menetralkan proton berenergi yang berasal dari
zat yang mengandung hidrogen, sebagai parafin. Partikel tersebut dinamai
neutron dan memiliki massa yang mendekati massa proton.
Neutron
merupakan partikel yang membangun inti. Inti atom terdiri atas proton dan neutron. Kedua partikel penyusun inti ini disebut neuklon. Proton bermuatan positif dan
neutron bermuatan negatif.
Jumlah
proton yang terkandung dalam inti atom suatu unsur dilambangkan A. Jumlah neukleon sebagai
bnomor massa atom dan dilambangkan X. Dan jika Z menyakan lambang bsuatu unsur,
maka :

Dengan : Z: Lambang Unsur
A: Nomor Atom
X: Nomor massa
atom
Jumlah neutron (N) didalam
inti dapat ditetukan, yakni N= X-A
Massa atomik suatu unsur
besarnya tertentu, dinyatakan dalam satuan massa atom (sma). Satu satuan massa
atom (sma) didefinisikan sebagai mssa yang nilainya 1/12 kali massa isotop
karbon C-12.
Atom dalam unsur dapat
memiliki massa berbeda karena jumlah neutron yang terkandung dalam inti atom
berbeda. Unsur-unsur sejenis yang memiliki jumlah neutron berbeda tetapi jumlah
proton sama disebut (isotop). Nomor atom dan nomor massa dapat digunakan untuk
membedakan 2 unsur yang berlainan, memiliki nomor massa sama, nomor atom
berbeda dinamakan (isobar)
2.
Bentuk, Ukuran, dan Gaya Inti
Eksperimen hamburan
Rutherford membuktikan bahwa inti mempunyai ukuran dan bentuk. Volume inti
berbagai atom mempunyai nilai yang berbanding lurus dengan banyaknya nukleon
yang dikandungnya. Hal ini berarti kerapatan nukleonnya hampir sama dalam
bagian dalam inti. Inti atom tidak mempunyai permukaan yang jelas. Meskipun
demikian, sebuah inti atom tetap mempunyai jari-jari rata-rata. Jari-jari inti
bergantung pada massa, jumlah proton, dan neutron. Jari-jari inti dirumuskan
secara empiris sebagai suatu pendekatan, yaitu:
R = R0. A1/3 ...................................................... (4)
dengan: A = nomor massa atom
R = jari-jari inti (fm)
` R0 = 1,2 × 10-15 m
Bersatunya proton dalam inti disebabkan adanya suatu gaya inti yang
mengikat proton-proton yang sama bermuatan positif. Sifat-sifat gaya inti
adalah:
a.
Dapat dinyatakan dengan
suatu interaksi antara dua benda yang dinyatakan dengan suatu potensial.
b.
Bekerja pada jangkauan
pendek
c.
Merupakan gaya yang
mempertahankan kestabilan suatu inti.
d.
Merupakan jenis gaya
terkuat diantara gaya-gaya yang ada, seperti gaya coulumb dan gravitasi.
Pada inti atom bekerja
tiga jenis gaya, yakni gaya inti, gaya coulumb dan gaya gravitasi. Yang terkuat
adalah gaya inti.
3.
Massa Atom dan Energi
Ikat
Massa atom suatu unsur besarnya tertentu dan dinyatakan dalam satuan massa
atom (sma). Satu satuan massa atom (1 sma) didefinisika sebagai massa yang
besarnya 1/12 kali massa isotop karbon C-12. 1 sma = 1,66056 x 10-27 kg.
Satuan massa atom (sma) juga sering
disetarakan dengan satuan energi, yakni: 1 sma ekuivalen dengan energi sebesar
931, 48 MeV (mega elektron volt).
Massa
Proton, Elektron, Neutron
·
proton
massa: 1.672621637 × 10^−27 kg
muatan: +1.602176487 × 10^-19 C
massa: 1.672621637 × 10^−27 kg
muatan: +1.602176487 × 10^-19 C
·
neutron
massa: 1.67492729 ×10^−27 kg
muatan: 0 C
massa: 1.67492729 ×10^−27 kg
muatan: 0 C
·
elektron
massa: 9.10938215 ×10^−31 kg
muatan: -1.602176487 × 10^-19 C
massa: 9.10938215 ×10^−31 kg
muatan: -1.602176487 × 10^-19 C
dua atom yang berasal dari suatu unsur dapat berbeda masssanya meskipun
sifat2 kimianya sama karena memiliki jumlah elektron yang sama. Oleh karena itu
jumlah elektron kedua atom itu sama, jumlah proton kedua intinya sama. Jadi,
perbedaan massa disebabkan oleh adanya perbedaan jumlah neutron didalam inti
Defek
Massa (Δm)
Oleh karena inti atom tersusun oleh proton dan neutron, massa inti harusnya tepat sama dengan jumlah massa proton dan massa neutron (massa nukelon). Akan tetapi, kenyataannya tidaklah demikian. Massa inti selalu lebih kecil daripada massa nukelon. Selisih antara massa nukleon dan massa inti disebut defek massa (Δm). Defek massa (Δm) pada pembentukan nuklida X adalah sebagai berikut:
Δm = Zmp + (A – Z) mn -
mX
Dengan,
mp : massa proton
mn : massa neutron
mX : massa inti atom
Defek massa sebuah atom tidak hilang
begitu saja, melainkan digunakan sebagai energi untuk mengikat nukleon-nukleon
dalam inti yang disebut energi ikat inti.
Energi
Ikat Inti (E)
Konversi sebagian massa inti menjadi energi ikat E merupakan ilustrasi dari teori Einstein (1905) dalam bentuk persamaan sebagai berikut:
E = Δmc2
Dengan
Δm dalam kg, c = 3 x 108 m/s, dan E dalam joule (J). Jika Δm
dinyatakan dalam satuan sma, energi ikat inti memenuhi persamaan berikut.
E = Δm 931,5 MeV
|
Energi ikat inti (binding energy)
berkaitan dengan energi yang harus diberikan untuk memisahkan inti menjadi
nukleon pembentuknya.
Energi
ikat inti belum menggambarkan kestabilan suatu nuklida. Perkiraan tentang kestabilan
inti dapat dilakukan dengan memperhatikan energi ikat rata-rata per
nukleon Eaveyang besarnya dapat dihitung melalui persamaan di
samping.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar