SARANA BERPIKIR ILMIAH
Disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu Pendidikan / 2 sks

DISUSUN
OLEH: KELOMPOK 5
Dinda
Nabila Hanifa (222514)
Nidaunnadhifah (222514)
Ummu
Azizah(2225142280)
PRODI
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SULTAN AGENG TIRTAYASA
2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “Sarana
Berpikir Ilmiah”.
Makalah
ini dibuat sebagai salah satu syarat mengikuti pembelajaran Mata Kuliah
Fiksafat Ilmu Pendidikan di jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Tahun Akademik
2014/2015.
Pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih banyak kepada Dosen
pengampu yang telah membimbing dalam mata kuliah ini dan semua pihak yang sudah
berusaha keras memberikan bimbingan dan bantuan baik moril maupun materil dalam
pembuatan makalah ini.
Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan baik
isi maupun bentuk penulisannya karena keterbatasan pengetahuan yang penulis
miliki. Oleh sebab itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah selanjutnya. Akhir kata, semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua,
khususnya untuk penulis selaku penyusun dan umumnya untuk pembaca.
Serang, 29 Oktober 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan
Masalah ..................................................................................................... 2
1.3 Tujuan
....................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Sarana Berpikir Ilmiah.............................................................................
3
2.2 Sarana
Berpikir Kegiatan Berpikir Ilmiah..................................................................
5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
.............................................................................................................. 10
3.2 Saran ...................................................................................................................
10
Hasil Diskusi .................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kegiatan berpikir kita lakukan dalam
keseharian dan merupakan ciri utama dari kita sebagai manusia ciptaan tuhan
yang dianugerahi akal pikiran yang membedakan manusia dengan makhluk lain
ciptaan tuhan. Berpikir merupakan upaya manusia dalam memecahkan masalah.
Secara garis besar berfikir dapat dibedakan antara berpikir alamiah dan berpikir
ilmiah. Berpikir alamiah adalah pola
penalaran yang berdasarkan kehidupan sehari-hari dari pengaruh alam sekelilingnya.
Berpikir ilmiah adalah pola penalaran
berdasarkan sarana tertentu secara teratur dan cermat. Harus disadari bahwa
tiap orang mempunyai kebutuhan untuk berpikir serta menggunakan akalnya
semaksimal mungkin. Seseorang yang tidak berpikir, berada sangat jauh dari
kebenaran dan menjalani sebuah kehidupan yang penuh kepalsuan dan
kesesatan. Akibatnya ia tidak akan mengetahui tujuan penciptaan alam, dan
arti keberadaan dirinya di dunia.
Banyak yang beranggapan bahwa untuk
“berpikir secara mendalam”, seseorang perlu memegang kepala dengan kedua
telapak tangannya, dan menyendiri di sebuah ruangan yang sunyi, jauh dari
keramaian dan segala urusan yang ada. Mereka berkesimpulan bahwa pekerjaan ini
hanyalah untuk kalangan “filosof”. Bagi seorang ilmuan penguasaan sarana berpikir
ilmiah merupakan suatu keharusan, karena tanpa adanya penguasaan sarana ilmiah,
maka tidak akan dapat melaksanakan kegiatan ilmiah dengan baik. Sarana ilmiah
pada dasarnya merupakan alat untuk membantu kegiatan ilmiah dengan berbagai langkah
yang harus ditempuh. Berpikir ilmiah merupakan berpikir dengan langkah–langkah
metode ilmiah seperti perumusan masalah, pengajuan hipotesis, pengkajian
literatur, menjugi hipotesis, menarik kesimpulan. Kesemua langkah–langkah berpikir
dengan metode ilmiah tersebut harus didukung dengan alat/sarana yang baik sehingga
diharapkan hasil dari berpikir ilmiah yang kita lakukan mendapatkan hasil yang
baik. Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat membantu kegiatan ilmiah dalam
berbagai langkah yang harus ditempuh.
Tujuan mempelajari sarana ilmiah
adalah untuk memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah secara baik,
sedangkan tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan untuk mendapatkan pengehahuan
yang memungkinkan untuk bisa memecahkan masalah sehari-hari. Ditinjau dari pola
berpikirnya, maka maka ilmu merupakan gabungan antara pola berpikir deduktif
dan berpikir induktif, untuk itu maka penalaran ilmiah menyadarkan diri kepada
proses logika deduktif dan logika induktif.
Penalaran ilmiah mengharuskan kita
menguasai metode penelitian ilmiah yang pada hakekatnya merupakan pengumpulan
fakta untuk mendukung atau menolak hipotesis yang diajukan. Kemampuan berpikir
ilmiah yang baik harus didukung oleh penguasaan sarana berpikir ini dengan baik
pula. Salah satu langkah kearah penguasaan itu adalah mengetahui dengan benar peranan
masing-masing sarana berpikir tersebut dalam keseluruhan berpikir ilmiah
tersebut. Untuk dapat melakukan kegiatan ilmiah dengan baik, maka diperlukan
sarana yang berupa bahasa, logika, matematika dan statistik. Berdasarakan
uraian tersebut maka dibuatlah makalah mengenai sarana berpikir ilmiah.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan Sarana
Berpikir Ilmiah ?
2.
Sarana apa saja yang mendukung kegiatan
berpikir ilmiah ?
1.3 Tujuan
1.
Untuk mengetahui apa yang dimaksud
dengan sarana berpikir ilmiah.
2. Untuk
mengetahui sarana apa saja yang mendukung kegiatan berpikir ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sarana Berpikir Ilmiah
Berpikir ilmiah adalah berpikir yang logis dan empiris. Logis adalah
masuk akal, dan empiris adalah dibahas secara mendalam berdasarkan fakta
yang dapat dipertanggung jawabkan, selain itu menggunakan akal budi untuk
mempertimbangkan, memutuskan, dan mengembangkan. Berpikir merupakan sebuah
proses yang membuahkan pengetahuan. Proses ini merupakan serangkaian gerak
pemikiran dalam mengikuti jalan pemikiran tertentu yang akhirnya sampai pada
sebuah kesimpulan yang berupa pengetahuan. Berpikir ilmiah adalah kegiatan akal
yang menggabungkan induksi dan deduksi. Induksi adalah cara berpikir yang di
dalamnya kesimpulan yang bersifat umum ditarik dari pernyataan-pernyataan atau
kasus-kasus yang bersifat khusus, sedangkan, deduksi ialah cara berpikir yang
di dalamnya kesimpulan yang bersifat khusus ditarik dari pernyataan-pernyataan
yang bersifat umum.
Sarana berpikir ilmiah merupakan alat yang membantu
kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh tanpa
penguasaan sarana berpikir ilmiah kita tidak akan dapat melaksanakan kegiatan
berpikir ilmiah yang baik. Mempunyai metode tersendiri yang berbeda dengan
metode ilmiah dalam mendapatkan pengetahuannya sebab fungsi sarana berpikir
ilmiah adalah membantu proses metode ilmiah.
Pengertian Sarana Berpikir Ilmiah
menurut para ahli :
·
Menurut
Salam, Berpikir ilmiah adalah proses atau aktivitas manusia
untuk menemukan/mendapatkan ilmu. Berpikir ilmiah adalah proses
berpikir untuk sampai pada suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan.
·
Menurut
Jujun S.Suriasumantri, Berpikir merupakan kegiatan akal
untuk memperoleh pengetahuan yang benar. Berpikir ilmiah adalah kegiatan akal
yang menggabungkan induksi dan deduksi.
·
Menurut
Kartono, Berpikir ilmiah yaitu berpikir dalam hubungan yang
luas dengan pengertian yang lebih komplek disertai pembuktian-pembuktian.
·
Menurut Eman
Sulaeman, Berfikir ilmiah merupakan proses
berfikir/pengembangan pikiran yang tersusun secara sistematis yang berdasarkan
pengetahuan-pengetahuan ilmiah yang sudah ada.
Ilmu pengetahuan telah didefenisikan dengan beberapa
cara dan defenisi untuk operasional. Berpikir secara ilmiah adalah upaya untuk
menemukan kenyataan dan ide yang belum diketahui sebelumnya. Ilmu merupakan
proses kegiatan mencari pengetahuan melalui pengamatan berdasarkan teori dan
atau generalisasi. Ilmu berusaha memahami alam sebagaimana adanya dan
selanjutnya hasil kegiatan keilmuan merupakan alat untuk meramalkan dan
mengendalikan gejala alam. Adapun pengetahuan adalah keseluruhan hal yang
diketahui, yang membentuk persepsi tentang kebenaran atau fakta. Ilmu adalah
bagian dari pengetahuan, sebaliknya setiap pengetahuan belum tentu ilmu. Untuk
dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik maka diperlukan sarana
berpikir ilmiah yaitu bahasa, matematika, dan statistika. Matematika mempunyai
peranan yang penting dalam berpikir deduktif. Statistika mempunyai peranan
penting dalam berpikir induktif. Salah satu langkah kearah penguasaan adalah
mengetahui dengan benar peranan masing-masing sarana berpikir dalam keseluruhan
proses berpikir ilmiah.
Sumber-sumber pengetahuan manusia
dikelompokkan atas:
a.
Pengalaman
b.
Otoritas
c.
Cara berpikir deduktif
d.
Cara berpikir induktif
e. Berpikir ilmiah (pendekatan ilmiah)
Karakter dan
peran dari Sarana Berpikir Ilmiah:
·
Alat yang membantu kegiatan Ilmiah
dalam berbagai langkah yang harus ditempuh
·
Bukan merupakan ilmu
·
Untuk melakukan penelaahan ilmiah
·
Untuk berpikir deduktif
·
Untuk berpikir Induktif
Hal-hal yang perlu diperhatikan dari
sarana berpikir ilmiah adalah :
1.
Sarana berpikir ilmiah bukanlah ilmu
melainkan kumpulan pengetahuan yang didapatkan berdasarkan metode ilmu.
2.
Tujuan mempelajari metode ilmiah
adalah untuk memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah secara baik.
2.2 Sarana Pendukung Kegiatan Berikir
Ilmiah
Sarana
berfikir ilmiah pada dasarnya ada tiga, yaitu : bahasa ilmiah, logika dan
matematika, serta logika dan statistika. Bahasa ilmiah berfungsi sebagai alat komunikasi
untuk menyampaikan jalan fikiran seluruh proses berfikir ilmiah. Logika dan
matematika mempunyai peranan penting dalam berfikir deduktif sehingga mudah
diikuti dan mudah dilacak kembali kebenarannya. Sedang logika dan statistika
mempunyai peranan penting dalam berfikir induktif dan mencari konsep-konsep
yang berlaku umum.
1.
Peran Bahasa
sebagai Sarana berpikir ilmiah
Bahasa
ilmiah berfungsi sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran
seluruh proses berpikir ilmiah. Yang dimaksud bahasa disini ialah bahasa ilmiah
yang merupakan sarana komunikasi ilmiah yang ditujukan untuk menyampaikan
informasi yang berupa pengetahuan dengan syarat bebas dari unsur emotif,
reproduktif, obyektif, eksplisit.
Bahasa pada hakikatnya mempunyai
tiga fungsi utama, yaitu :
§ Simbolik.Membantu manusia mendeskripsikan
sesuatu melalui simbol-simbol. Berperan penting dalam komunikasi ilmiah
§ Emotif. Membantu manusia untuk
mengekspresikan perasaan. Berperan penting dalam komunikasi estetik.
§ Afektif.Membantu manusia menyatakan /
memeperlihatkan sikap. Berperan penting dalam komunikasi non ilmiah.
Bahasa adalah unsur yang berpadu dengan unsur-unsur
lain di dalam jaringan kebudayaan. Pada waktu yang sama bahasa merupakan sarana
pengungkapan nilai-nilai budaya, pikiran, dan nilai-nilai kehidupan
kemasyarakatan. Oleh karena itu, kebijaksanaan nasional yang tegas di dalam
bidang kebahasaan harus merupakan bagian yang integral dari kebijaksanaan
nasional yang tegas di dalam bidang kebudayaan.
Ada dua pengolongan bahasa yang
umumnya dibedakan, yaitu :
a.
Bahasa
alamiah yaitu bahasa sehari-hari yang digunakan untuk
menyatakan sesuatu, yang tumbuh atas pengaruh alam sekelilingnya. Bahasa
alamiah dibagi menjadi dua yaitu: bahasa isyarat dan bahasa biasa.
b.
Bahasa
buatan adalah bahasa yang disusun sedemikian rupa
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan akar pikiran untuk maksud tertentu.
Bahasa buatan dibedakan menjadi dua bagian yaitu: bahasa istilah dan bahasa
antifisial atau bahasa simbolik. Bahasa buatan inilah yang dikenal dengan
bahasa ilmiah.
Jenis
komunikasi dalam kehidupan manusia:
§
Komunikasi Ilmiah
-
Bertujuan untuk menyampaikan
informasi yang berupa pengetahuan, sehingga bahasa yang digunakan harus
terbebas dari unsur-unsur emotif
-
Komunikasi ilmiah harus bersifat reproduktikf
(pesan yang diterima harus identik dengan apa yang disampaikan) serta bersifat
jelas dan objektif (terbebas dari unsur-unsur emotif)
-
Penguasaan tata bahas ayang baik
merupakan syarat mutlak bagi suatu komunikasi ilmiahn yang benar
§
Komunikasi Estetik
Komunikasi
dalam bidang seni, baik seni suara maupun seni sastra. Komunikasi yang
digunakan cenderung bersifat emotif.
Kelemahan bahasa sebagai sarana
berpikir ilmiah:
§ Kabur. Arti yang tidak jelas dan tidak
eksak yang dikandung oleh kata-kata yang membangun bahasa.
§ Majemuk.Bahasa bersifat pluralistik, yaitu
suatu kata kadang-kadang memiliki makna lebih dari satu atau beberapa kata
yang memberikan arti yang sama.
§ Emosional. Bahasa tidak bisa lepas dari kaitan
emotif dan afektif.
2.
Peran
Matematika sebagai sarana berpikir ilmiah
Untuk
melakuakan kegiatan ilmiah secara lebih baik diperlukan sarana berfikir salah
satunya adalah Matematika. Sarana tersebut memungkinkan dilakukannya penelahaan
ilmiah secara teratur dan cermat. Penguasaan secara berfikir ini ada dasarnya
merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus
ditempuh. Matematika adalah bahasa yang melambaikan serangkaian makna
dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. Lambang-lambang matematika bersifat
artificial yang baru mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan kepadanya.
Tanpa itu maka matematika hanya merupakan kumpulan rumus-rumus yang mati.
Bahasa verbal mempunyai beberapa kekurangan yang sangat mengganggu.
Matematika
adalah bahasa yang berusaha menghilangkan sifat kabur, majemuk dan emosional
dari bahasa verbal.Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna
dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. Lambang-lambang matematika bersifat
artifisial, yaitu baru mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan kepadanya.
Matematika berusaha menghilangkan kelemahan dari bahasa.
Matematika
memiliki kelebihan dibandingkan dengan bahasa verbal, yaitu matematika
mengembangkan bahasa numerik yang memungkinkan kita untuk melakukan pengukuran
secara kuantitatif, sementara bahasa hanya mampu mengemukakan pernyataan yang
bersifat kualitatif. Sifat kuantitatif dari matematika ini meningkatkan daya
prediktif dan kontrol dari ilmu sehingga menjadi lebih cermat dan tepat. Matematika
merupakan ilmu deduktif. Karena penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi
tidak didasari atas pengalaman, melainkan didasarkan atas deduksi-deduksi
(penjabaran-penjabaran)
Matematika
memiliki struktur dengan keterkaitan yang kuat dan jelas satu dengan lainnya
serta berpola pikir yang bersifat deduktif dan konsisten. Matematika merupakan
alat yang dapat memperjelas dan menyederhanakan suatu keadaan atau situasi
melalui abstraksi, idealisasi, atau generalisasi untuk suatu studi ataupun
pemecahan masalah. Pentingnya matematika tidak lepas dari perannya dalam segala
jenis dimensi kehidupan. Mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa matematika
justru lebih praktis, sistematis, dan efisien. Begitu pentingnya matematika
sehingga bahasa matematika merupakan bagian dari bahasa yang digunakan dalam
masyarakat. Hal tersebut menunjukkan pentingnya peran dan fungsi matematika,
terutama sebagai sarana untuk memecahkan masalah baik pada matematika maupun
dalam bidang.
3.
Peran
Statistika sebagai sarana berpikir ilmiah
Statistika
merupakan sarana berpikir ilmiah yang membantu penarikan kesimpulan secara
induktif dari fakta-fakta empiris. Penarikan kesimpulan secara statistika
bersifat ekonomis dan derajat keyakinan kita atas kebenaran kesimpulan tersebut
secara probabilistik dapat diperhitungkan pula
Statistika
mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif. Konsep statistika sering
dikaitkan dengan distribusi variabel yang ditelaah dalam suatu populasi
tertentu. Statistika memberikan cara untuk dapat menarik kesimpulan yang
bersifat umum dengan jalan mengamati hanya sebagian dari populasi yang
bersangkutan. Statistika mampu memberikan secara kuantitatif tingkat ketelitian
dari kesimpulan yang ditarik tersebut, yang pada dasarnya didasarkan pada asas
yang sangat sederhana, yakni makin besar contoh yang diambil maka makin tinggi
tingkat ketelitian tersebut dan sebaliknya.
Statistika
merupakan sekumpulan metode dalam memperoleh pengetahuan
untuk mengelolah dan menganalisis data dalam mengambil suatu kesimpulan
kegiatan ilmiah. Untuk dapat mengambil suatu keputusan dalam kegiatan ilmiah
diperlukan data-data, metode penelitian serta penganalisaan harus akurat.
Statistika diterapkan secara luas dan hampir semua pengambilan keputusan dalam
bidang manajemen. Peranan statiska diterapkan dalam penelitian pasar, produksi,
kebijaksanaan penanaman modal, kontrol kualitas, seleksi pegawai, kerangka
percobaan industri, ramalan ekonomi, auditing, pemilihan resiko dalam pemberian
kredit dan lain sebagainya.
Peranan
Statistika dalam tahap-tahap metode keilmuan:
§
Alat untuk menghitung besarnya
anggota sampel yang akan diambil dari populasi.
§
Alat untuk menguji validitas dan
reliabilitas instrumen.
§
Teknik untuk menyajikan data-data, sehingga
data lebih komunikatif.
§
Alat untuk analisis data seperti
menguji hipotesis penelitian yang diajukan.
Tujuan mempelajari sarana berpikir ilmiah adalah untuk
memungkinkan kita untuk menelaah ilmu secara baik. Sedangkan tujuan
mempelajari ilmu dimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan yang memungkinkan
kita untuk dapat memecahkan masalah kita sehari-hari.
Fungsi berfikir ilmiah, sebagai alat bantu untuk
mencapai tujuan dalam kaitan kegiatan ilmiah secara keseluruhan. Dalam hal ini
berpikir ilmiah merupakan alat bagi cabang-cabang ilmu untuk mengembangkan
materi pengetahuaannya berdasarkan metode ilmiah.
Pada hakikatnya sarana berfikir ilmiah
merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang
harus ditempuhnya. Pada langkah tertentu biasanya diperlukan sarana yang
tertentu pula. Oleh sebab itulah maka sebelum kita mempelajari sarana-sarana
berpikir ilmiah ini kita harus dapat menguasai langkah-langkah dalam kegiatan
langkah berfikir tersebut. Sebagai makhluk hidup yang paling mulia,
manusia dikaruniai kemampuan untuk mengetahui diri dan alam sekitarnya. Melalui
pengetahuan, manusia dapat mengatasi kendala dan kebutuhan demi kelangsungan
hidupnya.
Uraian mengenai hakikat berfikir ilmiah atau kegiatan
penalaranmemperlihatkan bahwa pada dasarnya, kegiatan berfikir adalah proses
dasar dari pengetahuan manusia. kita membedakan antara pengetahuan yang ilmiah
dan pengetahuan non-ilmiah. Hanya saja, pemahaman kita tentang berfikir ilmiah
belum dapat disebut benar. Perbedaan berfikir ilmiah dari berfikir non-ilmiah
memiliki perbedaan dalam dua faktor mendasar yaitu Sumber pengetahuan dimana
berfikir ilmiah menyandarkan sumber pengetahuan pada rasio dan pengalaman
manusia, sedangkan berfikir non-ilmiah (intuisi dan wahyu) mendasarkan sumber
pengetahuan pada perasaan manusia dan ukuran kebenaran dimana berfikir
ilmiah mendasarkan ukuran kebenarannya pada logis dan analitisnya suatu
pengetahuan, sedangkan berfikir non-ilmiah (intuisi dan wahyu) mendasarkan
kebenaran suatu pengetahuan pada keyakinan semata.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini yaitu :
Ø
Seseorang dikatakan berfikir ilmiah
jika dia dapat berfikir secara logis dan empiris. Logis adalah masuk akal,
dan empiris adalah dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat
dipertanggung jawabkan, serta menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan,
memutuskan, dan mengembangkannya.
Ø
Sarana berpikir ilmiah ialah alat
yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus dapat
melaksanakan kegiatan berpikir ilmiah yang baik.
Ø
Sarana yang digunakan dalam brpikir
ilmiah yaitu bahasa, matematika dan stasistika.
Ø
Hubungan statiska antara Sarana
berfikir Ilmiah Bahasa, Matematika dan Statistika, yaitu agar dapat melakukan
kegiatan berpikir ilmiah dengan baik, diperlukan sarana bahasa, matematika dan
statistika. Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam kegiatan
berpikir ilmiah, dimana bahasa menjadi alat komunikasi untuk menyampaikan jalan
pikiran tersebut kepada orang lain. Dan ditinjau dari pola berpikirnya, maka
ilmu merupakan gabungan antara berpikir deduktif dan berpikir induktif. Matematika
mempunyai peranan yang penting dalam berpikir deduktif, sedangkan statistika
mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif. Penalaran induktif dimulai
dengan mengemukakan pernyataan yang memiliki ruang lingkup yang khas dan
terbatas untuk menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang
bersifat umum. Sedangkan deduktif, merupakan cara berpikir dimana dari
pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus, dengan
memakai pola berpikir silogismus.
3.2 Saran
Saran dari
makalah ini yaitu agar penulis dapat menambah literature lain mengenai
pengertian istilah-istilah penting yang terdapat dalam tulisan agar pembaca
dapat mudah mengerti.
DAFTAR PUSTAKA
Yusuf,
Jamedi. 2015. “Berpikir Ilmiah dan Sarana
Berpikir Ilmiah”. [Online]. http://jamedisc.blogspot.co.id/2015/02/makalah-filsafat-sarana-berfikir-ilmiah.html (diakses pada 06 Oktober 2015
Syafieh. 2014. “Sarana
Ilmiah”. [Online]. http://syafieh.blogspot.co.id/2014/05/sarana-ilmiah-bahasa-matematika-logika.html (diakses pada 06 Oktober 2015)
Burhanudin, Afid. 2013.
“Sarana berpikir Ilmiah dalam Filsafat”.
[Online]. https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/23/sarana-berfikir-ilmiah-dalam-filsafat/ (diakses pada 06 Oktober 2015)
HASIL DISKUSI
1. Apakah matematika berusaha
menghilangkan kelemahan bahasa?
Bahasa merupakan alat
komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah di mana
bahasa merupakan alat berpikir dan alat komunikasi untuk menyampaikan jalan
pikiran tersebut pada orang lan. Namun bahasa mempunyai kelemahan yaitu bahasa
terkadang bersifat kabur atau tidak mempunyai arti yang jelas seperti kata
“Apel” ada yang mengartikan buah ada pula yang mengartikan upacara, bahasa
bersifat pluralistic yaitu suatu kata-kata terkadang memiliki makna ganda. Oleh
karena hal tersebut matematika berusaha menghilangkan kelemahan bahasa yang
terkadang bersifat ambigu, seperti mengimbuhkan angka, lambing dll, di mana
dalam matematika angka itu sudah pasti kejelasannya dan memiliki satu arti
begitu pula dengan lambing-lambang matematika.
2. Seperti yang telah kalian jelaskan
di slide, ada bacaan sarana berpikir ilmiah bukan merupakan ilmu, maksudnya
seperti apa?
Menurut
salam (1997:139), berfikir ilmiah adalah proses manusia untuk menemukan atau
mendapatkan ilmu. Berfikir ilmiah adalah proses berfikir untuk sampai pada
suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan.
Ilmu
merupakan proses kegiatan mencari pengetahuan melalui pengamatan berdasarkan
teori atau generalisasi. Sedangkan pengetahuan adalah keseluruhan hal yang
diketahui yang membentuk presepsi tentang kebenaran atau fakta. Ilmu adalah
bagian dari pengetahuan, sebaliknya setiap pengetahuan belum tentu ilmu.
Perbedaan antara
ilmu dan pengetahuan:
·
Ilmu harus memiliki
objek, metode, sistematika, dan harus besifat universal.
·
Sumber-sumber
pengetahuan manusia dikelompokkan atas:
-
Pengelompokkan
-
Otoritas
-
Cara berfikir deduktif
-
Cara berfikir induktif
-
Berefikir ilmiah
Kembali pada ddefinisi hakikat
sarana berfikir ilmiah bahwa filsafat merupakan sebuah proses yang membuahkan
pengetahuan, proses ini merupakan serangkaina gerak pemikiran dalam mengikuti
jalan pikiran tertentuyang akhirnya sampai padas sebuah kesimpulan yang berupa
pengetahuan. Berpikir ilmiah adalah kegiatan akal yang menggabungkan induksi
dan deduksi. Dari definisi tersebut, sudah jelas dapat ditarik kesimpulan bahwa
sarana berpikir ilmiah bukanlah ilmu, melainkan sebuah kumpulan pengetahuan
yang didapatkan berdasarkan metode ilmiah.
3. Mengapa statistika menjadi bagian
dari sarana berpikir ilmiah, bukankah statistika bagian dari matematika juga?
Apa perbedaan yg spesifik yg membedakannya?
Dari
sumber yang kami dapatkan, dijelaskan bahwa matematika mempunyai peranan
penting dalam berfikir deduktif sehingga mudah diikuti dan mudah dilacak
kembali kebenarannya. Matematika merupakan bahasa yang melambaikan serangkaian
makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. Mengkomunikasikan gagasan
dengan bahasa matematika justru lebih praktis, sistematis, dan efisien.
Sedangkan statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif.
Statistika memberikan cara untuk dapat menarik kesimpulan yang bersifat umum
dengan jalan mengamati hanya sebagian dari populasi yang bersangkutan. Jadi
statistika merupakan sekumpulan metode dalam memperoleh
pengetahuan untuk mengelolah dan menganalisis data dalam mengambil
suatu kesimpulan kegiatan ilmiah. Jadi, dapat kami simpulkan bahwa matematika
merupakan bahasa untuk mengkomunikasikan gagasan melalui lambang-lambang matematika.
Sedangkan statistika adalah cara untuk mengumpulkan informasi, mengolah data,
dan menarik kesimpulan dari gagasan-gagasan yang disampaikan melalui bahasa dan
matematika yang bersifat umum.
4. Di slide diterangkan bahasa
mempunyai 3 kelemahan, apakah dengan kelemahan tersebut bahasa masih bisa
dijadikan sarana berpikir ilmiah?
Bahasa
merupakan alat yang paling utama dalam komunikasi. Bahasa sebagai sarana
komunikasi maka segala yang berkaitan dengan komunikasi tidak terlepas
dari bahasa, seperti berfikir sistematis dalam menggapai ilmu dan pengetahuan.
Dengan kata lain, tanpa mempunyai kemampuan berbahasa, seseorang tidak dapat
melakukan kegiatan berfikir secara sistematis dan teratur. Peran bahasa
disini adalah sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran seluruh
proses berpikir ilmiah dan sebagai sarana komunikasi antar manusia. Jadi,
walaupun bahasa memiliki beberapa kelemahan, bahasa tetap dijadikan sebagai
sarana berfikir ilmiah. Karena tanpa bahasa, tidak akan ada komunikasi.
Kelemahan tersebut dapat ditutupi dengan peranan matematika dalam sarana
berfikir ilmiah.
5. Mengapa dengan kemampuan berbahasa
kita dapat mengembangkan kebudayaan yang kita miliki?
Pada
dasarnya Bahasa adalah unsur yang berpadu dengan unsur-unsur lain di dalam
jaringan kebudayaan. Pada waktu yang sama bahasa merupakan sarana pengungkapan
nilai-nilai budaya, pikiran, dan nilai-nilai kehidupan kemasyarakatan. Oleh
karena itu, kebijaksanaan nasional yang tegas di dalam bidang kebahasaan harus
merupakan bagian yang integral dari kebijaksanaan nasional yang tegas di
dalam bidang kebudayaan. Sehingga jika kita meiliki kemampuan berbahasa maka
kita dapat mengembangkan budaya yang kita miliki.
6. Apakah dalam kegiatan berpikir
ilmiah kita harus menggunakan sarana-sarana berpikir ilmiah yang telah
dijelaskan tadi?
Sarana
ilmiah pada dasarnya merupakan alat untuk membantu kegiatan ilmiah dengan
berbagai langkah yang harus ditempuh. Berpikir ilmiah merupakan berpikir dengan
langkah–langkah metode ilmiah seperti perumusan masalah, pengajuan hipotesis,
pengkajian literatur, menjugi hipotesis, menarik kesimpulan. Kesemua
langkah–langkah berpikir dengan metode ilmiah tersebut harus didukung dengan
alat/sarana yang baik sehingga diharapkan hasil dari berpikir ilmiah yang kita
lakukan mendapatkan hasil yang baik. Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat
membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh.
7. Apa tujuan dasar dari sarana
berpikir ilmiah?
Tujuan
mempelajari sarana ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan penelaahan
ilmiah secara baik, dengan menggunakan sarana-sarana berpikir ilmiah yang telah
dijelaskan tadi.
8. Apakah ilmu dan pengetahuan sama dan
merupakan satu kesatuan? Jika beda, apa perbedaan spesifik dari ilmu dan
pengetahuan?
Ilmu
merupakan proses kegiatan mencari pengetahuan melalui pengamatan berdasarkan
teori dan atau generalisasi. Ilmu berusaha memahami alam sebagaimana adanya dan
selanjutnya hasil kegiatan keilmuan merupakan alat untuk meramalkan dan
mengendalikan gejala alam. Adapun pengetahuan adalah keseluruhan hal yang
diketahui, yang membentuk persepsi tentang kebenaran atau fakta. Ilmu adalah
bagian dari pengetahuan, sebaliknya setiap pengetahuan belum tentu ilmu.
9. Bagaimana jika dalam kegiatan
berpikir ilmiah kita tidak menggunakan ketiga sarana tersebut, atau hanya
menggunakan sebagiannya saja?
Maka orang tersebut belum bisa
dikatakan telah berpikir ilmiah. Karena dalam berpikir ilmiah harus melewati
tahapan tersebut. Yang pertama yaitu bahasa sebagai alat komunikasi verbal
untuk mencari informasi. Kemudian informasi yang diperoleh diubah dalam bentuk
bahasa matematika atau data dengan menggunakan matematika. Serta selanjutnya
akan ditari kesimpulan dari informasi yang telah diperoleh dengan menggunakan
data statistika.
10. Seperti apakah manusia dikatakan
telah berpikir secara ilmiah?
Manusia dapat dikatakan telah
berpikir ilmiah jika ia telah menggungakan ketiga sarana berpikir ilmiah
tersebut, yaitu menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi verbal, yang
kemudian diolah menjadi bentuk-bentuk angka atau data (kuantitatif) dengan
menggunakan matematika, serta dapat ditarik kesimpulan dari informasi yang
diperoleh mela;lui bahasa yang telah diubah dalam bentuk data oleh matematika
menggunakan statistika.
11. Jadi apa hubungan atau keterkaitan
antara bahasa, matematika, dan statistika?
Hubungan
statiska antara Sarana berfikir Ilmiah Bahasa, Matematika dan Statistika, yaitu
agar dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik, diperlukan sarana
bahasa, matematika dan statistika. Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang
dipakai dalam kegiatan berpikir ilmiah, dimana bahasa menjadi alat komunikasi
untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain. Dan ditinjau dari
pola berpikirnya, maka ilmu merupakan gabungan antara berpikir deduktif dan
berpikir induktif. Matematika mempunyai peranan yang penting dalam berpikir
deduktif, sedangkan statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir
induktif. Penalaran induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan yang
memiliki ruang lingkup yang khas dan terbatas untuk menyusun argumentasi yang
diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum. Sedangkan deduktif, merupakan
cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang
bersifat khusus, dengan memakai pola berpikir silogismus.